..kisah si bawal putih bersama sang putera laut dan si duyung..

Kisah bermula dengan kehidupan si bawal putih yang hidupnya sunyi, ceria di luar, kabus di dalam..berenang-renang di dasar laut, bergembira bersama teman-teman.
Pada satu hari yang dingin, si bawal putih ingin berubah angin, ingin meraih pengalaman, lalu lautan pasifik diterokanya. Hidupnya berubah, punya halatuju yang lebih konsisten, lebih bertanggungjawab.

Dalam arus kehidupannya, ketemu pula dia seorang putera nun jauh di dasar laut sedang dalam tempoh pertapaan yang entah bila akhirnya. Sudah lama cerita putera laut ini diketahui namun baru kini ketemu. Sang putera laut diintip si bawal putih dari hari ke hari dan menunggu bila agaknya putera bangun dari pertapaan. Memerhati perlahan-lahan sifat sang putera, mengamati perlakuan dan menilai setiap perbuatannya sudah menjadi perkara rutin si bawal putih. Sesekali tatkala sedang tekun menumpukan perhatian pada pertapaannya, sang putera diusik si bawal putih lantas mengganggu konsentrasinya. Wah! Respond not bad. Tetapi sekali diusik, sekali la respond. Dua kali usik, dua kali respond.

Dalam diam, si bawal putih mengagumi misteri sang putera. Harapan dijalin, angan-angan dianyam..satu hari sang putera pasti miliknya. Dunia penuh kegirangan dihiasi rama-rama comel berterbangan, didekat ia lari, dikejar ia hilang, dipaling ia datang. Ah, indahnya saat itu! Si bawal putih menari-nari riang, berenang ke sana berlagu ceria, berenang ke sini mencipta mimpi. Si duyung, teman si bawal putih turut teruja. Melihat si bawal putih tersenyum bahagia. Dititipnya nasihat dan perangsang, agar bahagia berpanjangan.

Namun, satu detik, hari gelap yang memusnahkan segala-galanya. Si duyung datang membawa perkhabaran duka. Sang putera merisik duyung larangan katanya. Si duyung kelu lidah berbicara lantaran dia sudah punya penjaga. Kepada si bawal putih, si duyung meratap, kasih diharap pada yang silap. Si duyung punya penjaga budiman. Kasih dan cintanya hanyalah pada budiman tersayang. Sang putera tersedar dari anganan, duyung pujaan bukan tandingan. Hati yang rawan, siapa kan kasihan.

Si bawal putih membawa diri, harapan murni berkecai kini. Sang putera kini menghilang, terbenam terus di laut dalam, membawa kenangan pahit yang takkan padam. Namun, si bawal putih masih menaruh harap, agar satu hari sinarnya akan mengerlap, bersama impian yang tak kunjung malap.